Sunday, August 07, 2005

HARD TO BE A MOTHER

Bismillaah…..
Sepertinya, menjadi seorang ibu adalah impian sebagian besar wanita, walaupun sebenarnya setelah menjadi ibu begitu banyak wanita yang mengalami depresi berat. Minggu lalu, saya baru saja menonton Oprah Show yang bertema tentang being a mother. Pada saat Oprah menayangkan tentang derita seorang ibu yang kehilangan empat anaknya yang dibunuh mantan suaminya, saat yang bersamaan 16 orang ibu di Amerika berniat bunuh diri. Tampilnya ibu itu di Oprah tanpa diduga telah mengurungkan niat bunuh diri 16 ibu di Amerika. Bayangkan, jika orang sudah berniat bunuh diri, maka pastilah stress berat yang menimpa mereka, hingga lebih baik meniggalkan dunia ini, walaupun mereka belum tahu nasib selanjutnya di alam kubur. Dan 16 orang itu adalah ibu. 3 diantaranya menceritakan bagaimana mereka merasa depresi berat menghadapi kesulitan hidup dan bagaimana harus menghidupi anak-anak mereka dan mereka juga depresi karena mereka ingin sekali menjadi perfect mother on earth.


Hampir sebagian besar wanita yang menikah mendambakan kehadiran anak, tetapi setelah anak-anak tumbuh besar, betapa kesabaran dan ketegaran seorang ibu sangat diperlukan melebihi ketegaran batu karang di lautan karena tiap keluarga memiliki anak-anak yang tidak sesuai dengan harapan, baik secara personality maupun secara fisik. Tetapi, jika kita mau jujur, sesungguhnya disturbing behavior seorang anak jauh lebih menyakitkan hati ibunya daripada kekurangan fisik yang dimiliki sang anak. Kita sebagai anak, seringkali menyusahkan oarng tua kita, terutama ibu. Banyak teman saya yang sudah menjadi ibu, yang saya dengar dari mereka adalah kurang tidur, kecapean, lelah, kadang emotionally unstable, tetapi bagi mereka kebahagiaannya tak tertandingi dengan segala kelelahan, kecapeannya, masya Allah, bukan main, itulah perasaan seorang ibu.

Banyak ibu, yang sudah cukup lama meratwat anaknya, tetapi masih sering disusahkan oleh anak-anaknya, tetapi ketegaran tetap tergambar di wajah mereka. Bahkan mungkin ada yang anak-anaknya sudah tidak bisa dibilang muda atau remaja, and they still act like a child. Tidak stabil secara emosi, sering marah-marah, bete dan seringkali kemarahan mereka ditumpahkan kepada ibu mereka. Belum lagi kesulitan ekonomi yang melilit. Begitu banyak yang harus dipikirkan seorang ibu, tetapi tak terpikir sedikitpun di benak sang anak kesusahan ibu kita. Jika sampai hari ini ternyata ibu masih bisa berdiri tegak itu karena kesabaran yang mereka miliki tanpa batas. Tidak salah jika Allah menempatkan syurga di bawah telapak kaki ibu. Dan tidak salah juga apabila seorang ibu yang syahid ketika melahirkan disamakan dengan mujahid yang syahid di medan jihad.
Setiap hari ibu kita harus memutar otak masakan apa yang bisa membuat anaknya mau makan. Mereka pasti memikirkan, bila anak-anak mereka pulang sekolah, maka pastilah lelah, lapar, maka hiburan apa saja yang dapat menyenangkan anak-anak mereka.. Setiap hari ibu harus selalu memuaskan keinginan anak-anaknya, jarang sekali keinginan mereka yang mereka dahulukan, pastilah anak-anak dan suami mereka nomor satu. Besar sekali ya pengorbanan seorang ibu…… tetapi lebih hebatnya lagi, tetap banyak wanita yang ingin menjadi ibu. Apalagi jika seorang ibu yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk stay at home alias housewife. Seorang ibu rumah tangga adalah orang yang paling kreatif….. bagaimana gak kreatif, setiap hari yang mereka lihat hanya ruang tamu, ruang tengah, kamar tidur, kalau-kalau bukan orang yang sabar dan tidak kreatif, pastilah mereka sudah berniat melarikan diri. Tetapi kenyataannya, they can stand by their own feet. Kekuatan apa yang mereka miliki??... Usut punya usut,hanyalah kekuatan cinta yang membuat mereka bisa bertahan. Kalau begitu, kita sekarang tahu, betapa besarnya cinta seorang ibu terhadap anaknya, apalagi jika anak-anak mereka sangat terawat, terpelihara, dipenuhi dengan kasih sayang, tumbuh tanpa melihat kesusahan hidup. Cinta, pastilah cinta yang tak tergambar besarnya yang dimiliki seorang ibu untuk anaknya. Apa balasan anak….hhhh..sebaiknya kita sebagai anak jujur saja, apakah kita sudah cukup mencintai orangtua kita, terutama ibu??... ketika kita tumbuh besar, tentu saja yang kita pilih adalah teman, bukan ibu kita. Tragis ya…. Apakah menjadi seorang ibu untuk disia-siakan anaknya??... Masya Allah….

Berikutnya kita akan menjadi ibu, lalu mengapa kita tak bisa berempati terhadap ibu kita?.ingat sama ibu aja jarang ketika kita sedang bersama teman-teman, apalagi bisa saying, Mom, I love you!? Jangan sampai kita menyesal karena kita belum sempat menunjukkan pada beliau bahwa kita menyayanginya, bahwa kita sebenarnya mencintai mereka, tetapi gengsi untuk mengucapkannya, malu mengucapkannya karena seringkali marah-marah dan teriak kepada ibu kita. Dan jangan sampai membuat ibu kita berniat bunuh diri karena sudah tak kuat lagi menghandle kita sebagai anaknya. Menjadi seorang ibu adalah tiket menuju syurga, begitu pula berbuat baik kepada orang tua kita, mereka adalah pintu syurga kita. Maka ketuklah pintu itu dengan cinta, cinta seoranga anak yang tahu berterima kasih kepada ibu yang lebih mencintai kita. Agar kita selalau mengingat betapa sulitnya menjadi perfect mother, ibu-ibu kita begitu berusaha sekuat tenaga agar dapat membahagiakan anak-anak dan suami mereka tanpa mengharap apapun, maka jangan buat ibu kita menyesal telah melahirkan kita, but make them feel proud of having us as their beloved children……

PS: semangat buat ibu-ibu muda, ibu-ibu yang mengalami kepahitan hidup, dan anak-anak yang masih memiliki ibu…………………

1 comment:

brainstormingroom said...

Jzklh, tengkyu ya Melzzz...
Wuahh.. like you said, mjd fulltime mother emang kudu punya extra sabar en kreativitas, kl gak boring berat en kriting kuadrat... itu lagi itu lagi yg diadepin, anak rewel, rmh amburadul, uang pas2an (walah malah curhat, heheh...,)apa lagi yg kita harapkan kecuali ridho Allah en cinta pada anak kita jua lah...

Thx sis to remind me..
when being a mom, i realize there's a big job.