Bismillaahirrahmaanirrahiim….
Kullu nafsindzaaiqotulmauuut…..
Deg! Ayat ini selalu membuatku tersentak, berapa kalipun aku mendengarnya, setiap kali mendengar ayat ini, selalu berasa pertama kali mendengar. Tetapi, setiap kali itu pula, aku cepat melupakannya…… betapa cepatnya hati manusia berubah. Menit pertama, begitu takut mendengar ayat-ayat tentang kematian, menit berikutnya sudah tertawa-tawa keras bersama teman-teman. Aku jadi teringat hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda; apabila aku dapat melihat hal-hal ghaib, maka lebih banyak lagi kebajikan yang aku lakukan. Aku merasa menjadi hamba pemimpi, takut akan kematian,tetapi tak pernah bersegera untuk beramal shaleh.
Kematian adalah suatu kemestian sebagaimana syurga dan neraka, sebagaimana hari kiamat, sebagai seorang mukmin otomatis kita mengimani Allah, sebagaimana kita juga mengimani Qadha dan Qadar. Tetapi, sejauhmana kita mengimaninya? Apakah hanya dengan mengatakan dengan lisan, dengan mengingatnya, menangisinya, lalu kembali ingkar? Allah, sulit sekali kita menjaga hati ini, menjaga lidah ini, dan menyuburkan cinta ini kepada-Mu. Hingga membawa diri ini agar cinta kematian.
Kita tak akan pernah tahu di bumi Allah sebelah mana kita akan mati dan dengan cara bagaimana. Tetapi, ternyata kita lebih memilih dunia yang hanya sebentar, daripada kampung akhirat yang lebih abadi.
Rasulullah saw bersabda: orang yang paling cerdas adalah orang yang banyak zikrulmauut, alias mengingat mati. Karena Rasulullah Saw juga bersabda, carilah kehidupan dalam kematian. Orang yang mengingat mati, dia akan selalu bersyukur atas apa yang terjadi pada dirinya setiap harinya. Karena dia merasa akan mati, dia beribadah sebaik-baiknya seolah-olah akan mati besok, dan bekerja sebaik-baiknya, maka ambisi terhadap dunia menjadi menurun, somehow, pekerjaan yang sangat penting untuk kita menjadi tak begitu penting. Dan kita akan sangat menghargai dan mensyukuri setiap harinya ketika kita bangun dari tidur, ternyata Allah masih memberi kesempatan untuk hidup, melihat cahaya matahari, melihat pepohonan, dedaunan, merasakan tiupan angin, berkumpul dengan keluarga, dan yang paling penting Allah memberi kesempatan untuk memperbaiki diri kita. Mempersiapkan yang terbaik ketika menghadap sang Maha Pecipta yang selalu memberikan kebaikan serta tak pernah melalaikan kita. Apakah kita akan menghadap Allah dengan penyesalan atau dengan senyuman, karena yakin akan janji Allah bagi orang-orang yang beriman? Jangan tunda lagi, bersegeralah melakukan amal2 sholeh yang dicintai Allah, karena kita tak pernah tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini…
bintaro, 20 agustus '07
(Ya Allah, ajari hamba untuk selalu bisa mensyukuri nikmat-Mu)
No comments:
Post a Comment