Sunday, August 19, 2007

MERAIH SYURGA

Rasulullah SAW bersabda, “Jaminlah untukku 6 hal, niscaya aku jamin syurga bagi kalian; jujurlah dalam berbicara, tepatilah apabila berjanji, tunaikanlah amanah yang diberikan kepadamu, jagalah kemaluanmu, tahanlah pandanganmu, dan tahanlah tanganmu dari berbuat dosa” (HR Ahmad, Al-Baihaqi, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban yang berasal dari hadits Ubadah bin Shamit).

Pertama kali aku membaca hadits ini ketika membaca buku Risalah tarbiyah Hasan Al Banna. Bagaikan bangun dari mimpi, aku tersadar, betapa jauhnya persyaratan yang diajukan Rasulullah Saw untuk diriku sendiri. Betapa tak satupun ciri-ciri itu ada dalam diriku. Aku langsung teringat akan janji-janjiku pada orang lain, kepada Allah, kepada orang tua. Betapa banyak hak-hak orang lain yang belum kupenuhi. Belum lagi banyak kata-kataku yang jauh dari kebenaran. Lalu aku teringat bahwa aku jarang menundukkan pandangan, belum lagi amanah-amanah yang tak tertunaikan, terbengkalai.

Aku menangis, betapa jauhnya surga bagiku. Betapa syurga tak akan pernah kuraih dengan segala keburukan, kebusukan dan kejelekan akhlakku. Sekalipun tangan ini menggapai-gapai syurga, aku yakin baunya pun tak akan pernah tercium kepadaku. Mudah sekali lidah ini mengatakan suatu janji dan mudah pula janji itu tak diwujudkan. Meremehkan keseriusan orang lain dalam memegang janji. Padahal janji yang terucap bukan saja harus dipertanggungjawabkan kepada manusia, tetapi juga di hadapan Allah.

Ringan diri ini berkata-kata dusta, padahal Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Tak ada rasa takut kepada Yang Maha Melihat, Mengawasi pada setiap lintasan hati, tetapi kita malah lebih takut kepada pandangan manusia, lebih takut untuk tidak membuat senang manusia, sedangkan Yang Maha Hidup dan memberi kehidupan begitu kecewa melihat tingkah laku kita, karena kita lebih takut pada makhluk, daripada kepada-Nya. Sedangkan Yang maha Mulia dan Maha Tinggi sedang marah kepada kita disaat manusia tertawa senang karena jokes-jokes kita penuh kebohongan.

Mudah sekali diri ini mengkhianati kepercayaan yang diamanahkan kepada kita. begitu mudahnya kita membuka aib orang lain yang mempercayakannya kepada kita, karena dia menyangka kita amanah. Padahal seorang mukmin tidak akan menjadi pengkhianat apapun kondisinya. Begitu mudahnya kita membocorkan rahasia orang lain demi kepopuleran. Padahal Allah telah menutupi aib-aib kita di dunia ini, Allah telah menjaga rahasia kita, tetapi mengapa kita tidak bisa berbuat hal yang sama untuk orang yang telah tsiqah kepada kita?...... jikalau Allah membuka aib-aib kita kepada orang tua, teman-teman terdekat, kepada murid-murid kita, niscaya mereka tak akan pernah mau mengenal diri kita, karena begitu buruknya diri kita, begitu busuknya diri kita.

Senang sekali diri ini jika sedang berkumpul bersama teman-teman, berbicara hal-hal remeh temeh, tertawa keras-keras, menertawakan orang lain, hingga akhirnya membicarakan keburukan orang lain, mencela sifat orang lain, padahal belum tentu kita yang mencela ini lebih baik daripada orang yang kita cela. Kita tak sadar telah menzhalimi orang lain. Bayangkan, betapa banyaknya orang-orang yang menuntut kita di akhirat nanti karena kita telah menzhalimi mereka. Satu-persatu amalan kita tak akan ada artinya. Kita lebih rela memakan daging saudara sendiri daripada Allah ridha pada kita. Allah, kerdil sekali hamba-Mu ini, hina sekali hamba-Mu ini.

Pada akhirnya, bukannya kemuliaan dan kenikmatan yang kita dapat tetapi, kehinaanlah yang pantas kita dapatkan karena kebusukan dan keburukan akhlak kita. keenam hal yang disebutkan Rasulullah Saw adalah hal yang sangat kecil dan mudah, tetapi berat menjalankannya jika tak ada iman dalam diri kita. Kita harus berkaca lagi, sudahkah kita tunaikan hak-hak orang lain, hak-hak Allah, dan semua hal yang bisa menjamin kita masuk surga…. Pantaskah kita disebut sebagai mukmin??.. Patutkah syurga untuk kita? Patutkah kita memimpikan syurga dengan kebusukan akhlak kita? don’t even think about it!!! Bersegeralah kepada ampunan Tuhan-Mu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi



No comments: