Sunday, August 19, 2007

RENUNGAN

Saudaraku, apa kabarmu hari in?... baikkah, gelisahkah, takutkah, dalam keadaan berimankah atau kekhawatirankah yang selalu mengganggu? Waspadai rasa gelisah, gundah gulana, ketakutan, karena kemungkinan itu adalah alarm. Tanda-tanda bahwa diri ini sedang berada jauh dari gapaian Allah. Walau sudah berulangkali mengaji, ternyata, mengaji pun tidak bisa menjadi syifa dan penawar kegelisahan. Sudah mencoba mendengarkan ceramah dan taushiyah, ternyata hati ini tetap hampa. Sungguh, ini adalah keadaan yang paling menakutkan, karena mungkin saja ini adalah alarm dari kehilangan kontak dengan Allah azza wa Jalla. Itu adalah hal yang paling ditakutkan terjadi pada diri setiap mukmin. Takut di hari dimana Allah tak mau lagi melihat wajah kita, wajah yang penuh kehinaan, hitam penuh noda, dan kebusukan hati.

Sungguh, kita pasti tak akan sanggup menghadapi hal tersebut, maka menangislah akan keadaan tersebut. Mungkin kita tak pernah berani memimpikan syurga, karena begitu jauhnya kualitas ibadah dan akhlak kita dibanding para sahabat atau para tabi’in. Tetapi, setiap kali membayangkan nerakapun, kita pasti gemetar hebat, karena kita tahu, begitu banyak dan besarnya dosa-dosa yang kita perbuat. Cobalah hitung-hitung, apakah dosa terbesar yang telah diri ini perbuat selama ini…

Ternyata kita lebih sibuk mengejar dunia hanya untuk uang seperak 2 perak, sedangkan urusan akhirat selalu kita nomor sekiankan, padahal sedikitpun Allah tak pernah melalaikan kita. mulai dari tidur di malam hari lalu datangnya fajar hingga datang lagi malam, Allah selalu menjaga kita, menjaga rahasia kita, aib-aib kita, bahkan kalau bukan Allah yang Maha Penyayang kepada kita yang telah melindungi kita dari musuh-musuh yang mengintai, pastilah kita tak akan pernah hidup tenang. Mari kita tanyakan kepada diri kita lagi, kita jadikan nomor berapakah Allah?.. disaat kita semua dijadikan oleh-Nya nomor satu. Kita yang telah diberi kehidupan justru masih bisa menyombongkan diri kita bahwa semuanya adalah karena usaha kita Masih saja kita berpikir, tak ada kekuatan yang mengatur setiap detik hidup kita yang berharga.… Sungguh durhakanya manusia.

Setiap kita diberi sedikit saja ujian dan cobaan dari Allah, mengeluh dan ketakutan serta panik sekali. Ketika sedikit saja kita dicela, dihina dan dimarahi orang lain, marah dan paniknya bukan kepalang, sibuk mencari cara agar nama kita tetap baik di mata orang lain. Tetapi ketika Allah yang marah kepada kita, sedikitpun kita tak peduli. Pandangan manusia lebih kita pentingkan daripada pandangan Allah. Padahal kemuliaan itu sedikitpun bukan milik kita, kemuliaan hanyalah milik Allah, kalaupun orang memandang kita mulia, karena kebaikan Allah kepada kita.

Apa yang kita cari di dunia? Kehormatan, harta, kemuliaan, pangkat, kedudukan, pujian? Setelah itu apalagi? Apakah kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian yang kita dapat setelah kita mendapatkan semua yang kita cari? Hanya kehinaan yang kita dapatkan jika kita terlalu sibuk memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Sungguh menderitanya orang yang terpuruk di jurang riya, ujub, bangga, semua ketakutan ada disana kecuali takut kepada Allah.

(dari seorang yang sedang belajar mencintai Allah)

No comments: