Wednesday, August 01, 2007

HIDUP ADALAH PILIHAN

Setelah lima tahun berlalu, dan bertemu kembali dengan kawan-kawan lama, teman di masa kuliah, kehidupan masing-masing ternyata sudah sangat berbeda. Ada yang sukses dalam kariernya, biasa bolak balik luar negeri untuk urusan bisnisnya, ada yg nyaman berkarier di negeri orang, ada yang memiliki multi karier (memiliki beragam pekerjaan sekaligus), ada yang tetap semangat meraih ilmu setinggi2nya, tapi juga ada yang hidupnya tetap biasa2 saja, termasuk juga yang begitu bahagia menjadi full time mother, seperti saya. Mungkin inilah yang disebut dengan garis hidup tiap orang berbeda, walaupun dimulai dari titik yang sama. Waktu sama-sama kuliah, masih begitu lugu dan idealis, tapi dengan berjalannya waktu, saat toga sudah usai dikenakan dan kehidupan sesungguhnya mulai tampak di depan mata. Mulailah tiap orang menjalani pilihan hidupnya masing-masing, menikmati peran yang telah dipilihnya.

Dalam kehidupan ini, di setiap fasenya selalu saja kita bertemu dengan berbagai pilihan, entah itu memilih sekolah/kuliah, pekerjaan, tempat tinggal sampai pasangan hidup. Berbarengan dengan pilihan tsb, pasti ada konsekuensi dan risiko yang mau tak mau harus mampu kita pikul.
Saat pilihan tsb tepat tentu tak masalah, tapi pasti berat banget ya kalo pilihan yg sudah kita yakini terbaik ternyata salah. Rasanya mau ditangisi siang malam terus menerus tetap saja tidak kan mengembalikan keadaan seperti semula atau seperti yang kita harapkan. Pastilah ada rasa kehilangan/penyesalan. Memang terasa sekali jika sesuatu yang hilang itu adalah sesuatu atau seseorang yang kita cintai, bisa juga mimpi, harapan dan keinginan yang tertunda atau mungkin hilang begitu saja. Tapi yakinkan diri bahwa “Kehilangan itu bukanlah akhir dari segalanya…” Ingatlah bagaimana kesuksesan dapat diraih dari orang-orang besar, justru dari kehilangan/kegagalan serta ketekunan dan kesabarannya dalam menghadapi saat-saat tersulit dalam hidupnya. Bahkan ada pepatah berkata “Orang yang besar adalah orang yang mau belajar dari kegagalannya.”

Saya jadi teringat J.K Rowling, pengarang buku Harry Potter. Saat kehilangan suaminya yang meninggal, di usia 25 tahun, J.K memilih untuk tetap kuat menghadapi kehidupannya yang berat dg putrinya yg masih kecil. Usai pulang kerja, J.K mulai menulis, sehingga lahirlah novel fenomenal Harry Potter yang berhasil menjadikannya milyuner. Padahal pada awalnya, selama 6 tahun HP ditolak oleh banyak penerbit, tapi keyakinan J.K untuk tetap menerbitkan HP terbukti merupakan pilihan yang tepat. Kini, di usianya yang ke 42 tahun, ia bisa menikmati hasilnya. Bahkan sekuel buku HP dari no.1 sampai 7 selalu menjadi best seller di berbagai Negara, dan mencetak rekor baru sebagai buku paling cepat habis terjual. Harry Potter menjadi ikon “dunia sihir” yang menggemparkan dunia. Walaupun tidak sefenomenal bukunya, film Harry Potter tetap menyedot perhatian pecintanya, sehingga sekuel film HP 1 – 5 selalu masuk box office.

Satu lagi yang pasti, saat sedang “down2-downnya” yakinlah bahwa dalam setiap kejadian pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Percayalah jika kita menggantungkan diri sepenuhnya pada-Nya, dengan cinta-Nya, Allah pasti akan memberikan pertolongan. Hadapi hidup dengan optimis. Jangan tangisi ketika pernikahan yang sudah di depan mata ternyata bubar sebelum berkembang. Jangan sesali keputusan pindah tempat kerja ketika ternyata di tempat baru keadaannya lebih buruk. Jangan ratapi mengapa ayah tiada sebelum kita bisa memberinya sesuatu. Jangan berburuk sangka mengapa Allah belum jua memberikan pasangan hidup, dst…

Percayalah bahwa setiap ujian yang diberikannya pasti mampu kita hadapi, karena ALLAH Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita dan tak pernah sedikit pun berkenan menzhalimi hamba-hamba-Nya.

Ujian-ujian kehidupan adalah wujud cinta-Nya, tempaan untuk menjadikan hamba-hamba-Nya kuat dan semakin mencintai-Nya. Namun jika kita gagal memaknainya, maka bukan iman yang bertambah tapi kefuturan yang menghampiri. Itulah pilihan hidup, pilihan kita untuk bersikap. Dan jawabannya begitu abstrak, tidak dapat kita ketahui dengan pasti, namun dapat dirasakan oleh hati melalui perenungan yang dalam. Adakah setiap kejadian dalam hidup kita yang telah berlalu membekas dalam diri? menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya…???

Subhanallah, Allahu Akbar. Hanya Dia-lah yang Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya, Yang senantiasa berada di sisi kapan pun dan dimana pun kita butuhkan. Kasih-Nya luas tak terbatas. Dan ini sungguh amat terasa dalam dan seringkali membuat diri ini merasa sangat-sangat malu pada-Nya. Malu karena diri ini, dengan berbagai limpahan karunia-Nya masih saja belum optimal beramal, masih saja terus berkeluh kesah, masih saja lemah diri, masih saja bermalas-malasan… Allah Ya Rabbana, ampunilah hamba-Mu yang dhoif ini…

Jadi teringat lirik lagu Dewa, “Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti…”, yah begitulah hidup. Hidup juga adalah ujian, orang yang sudah berkecukupan diuji dengan TAWADHU (rendah hati/ tidak sombong, bukan rendah diri/ minder,lho) dan SYUKUR (dengan dermawan dan peduli pada kaum dhuafa), sedang orang yang hidup kesulitan diuji dengan SABAR (sabar dalam menjalani kehidupannya yang sulit dg terus bekerja keras dan tidak mengeluh). Indah nian ternyata hidup ini jika kita mampu memaknainya. Sayangnya, seringkali (dan terlalu sering) diri ini lupa diri… astaghfirullah… hiks…hiks…hiks… (END)

Home Sweet Home, 14 Juli 2007.
Dari seseorang yg sdg belajar mjd ibu…

1 comment:

Anonymous said...
This comment has been removed by the author.